Aliran banjir lahar dingin di Kali Putih, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyimpang keluar dari alurnya. Material banjir lahar dingin yang begitu banyak luber hingga ke Kali Kemadu dan masuk ke aliran Kali Batang.
Karena potensi lahar dingin yang sangat besar dan aliran yang tidak menentu arah, staf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, M Muzani, meminta warga pengungsi untuk waspada.
”Mereka yang bertempat
tinggal dalam radius 300 meter dari alur sungai tetap harus berhati-hati dan tetap bersiap mengungsi jika terjadi hujan lebat di kawasan Gunung Merapi,” katanya, Rabu (17/11) di Magelang.
Kali Batang selama ini dianggap sebagai kali mati oleh masyarakat karena tidak teraliri air. Lebar sungai yang semula 50-100 meter, diolah oleh warga hingga lebar sungai tinggal 10 meter. Lahan tepian sungai dijadikan lahan tanaman salak dan lima warga mendirikan lima rumah. ”Setelah tahun 1960, ini adalah banjir lahar dingin pertama yang terjadi di Kali Batang,” kata Sungkono, warga Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Rabu.
Banjir lahar dingin di Kali Batang merendam ratusan batang tanaman salak di tepi sungai dan luber hingga ke halaman rumah warga. Tepian sungai tergerus hingga kembali ke lebar semula. Material lahar dingin juga merobohkan sebuah bendung di Kali Kemadu.Aliran banjir lahar dingin yang menyimpang telah terjadi tiga kali, sejak Kamis (4/11). Banjir lahar dingin masih terus mengancam warga karena banyak material di daerah atas menumpuk dan berpotensi tinggi meluncur jika terjadi hujan deras.
Sejak tiga hari lalu, BPPTK Yogyakarta memasang sirene penanda bahaya banjir lahar dingin di sejumlah sungai, seperti Kali Boyong dan Kali Kuning. Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang mencatat, lahar dingin memenuhi dam di enam sungai di Magelang yang berhulu di Gunung Merapi.
Di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat kabinet terbatas, Selasa (16/11), di Kantor Presiden. Rapat antara lain membahas perkembangan penanganan bencana di kawasan Gunung Merapi. Dalam rapat dibahas pula penanganan lahar terkait curah hujan tinggi yang diperhitungkan akan terus berlangsung hingga Maret 2011.
http://akuindonesiana.wordpress.com/category/bencana-alam/
Karena potensi lahar dingin yang sangat besar dan aliran yang tidak menentu arah, staf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, M Muzani, meminta warga pengungsi untuk waspada.
”Mereka yang bertempat
tinggal dalam radius 300 meter dari alur sungai tetap harus berhati-hati dan tetap bersiap mengungsi jika terjadi hujan lebat di kawasan Gunung Merapi,” katanya, Rabu (17/11) di Magelang.
Kali Batang selama ini dianggap sebagai kali mati oleh masyarakat karena tidak teraliri air. Lebar sungai yang semula 50-100 meter, diolah oleh warga hingga lebar sungai tinggal 10 meter. Lahan tepian sungai dijadikan lahan tanaman salak dan lima warga mendirikan lima rumah. ”Setelah tahun 1960, ini adalah banjir lahar dingin pertama yang terjadi di Kali Batang,” kata Sungkono, warga Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Rabu.
Banjir lahar dingin di Kali Batang merendam ratusan batang tanaman salak di tepi sungai dan luber hingga ke halaman rumah warga. Tepian sungai tergerus hingga kembali ke lebar semula. Material lahar dingin juga merobohkan sebuah bendung di Kali Kemadu.Aliran banjir lahar dingin yang menyimpang telah terjadi tiga kali, sejak Kamis (4/11). Banjir lahar dingin masih terus mengancam warga karena banyak material di daerah atas menumpuk dan berpotensi tinggi meluncur jika terjadi hujan deras.
Sejak tiga hari lalu, BPPTK Yogyakarta memasang sirene penanda bahaya banjir lahar dingin di sejumlah sungai, seperti Kali Boyong dan Kali Kuning. Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Magelang mencatat, lahar dingin memenuhi dam di enam sungai di Magelang yang berhulu di Gunung Merapi.
Di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menggelar rapat kabinet terbatas, Selasa (16/11), di Kantor Presiden. Rapat antara lain membahas perkembangan penanganan bencana di kawasan Gunung Merapi. Dalam rapat dibahas pula penanganan lahar terkait curah hujan tinggi yang diperhitungkan akan terus berlangsung hingga Maret 2011.
http://akuindonesiana.wordpress.com/category/bencana-alam/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar